Punya Rumah Tanpa KPR ( bagian 2 )

Mayoritas penduduk di kampungku bukan golongan ekonomi menengah ke atas, bukan pegawai dan tidak mengenal KPR. Banyak pasangan muda yang punya rumah dengan urutan:
- Tinggal dulu bersama ortu / kost / kontrak sambil menabung (alangkah baiknya jika mereka menabung dalam bentuk emas, LM, dinar). Ada yang punya tanah pemberian dari ortu, tapi jika tidak ya beli tanah dulu sesuai kemampuan. (pedagang mie ayam – gerobak- yang dulu kontrak di rumah petak di kawasan belakang rumah mamiku suatu hari dia cerita udah beli tanah,“Mas saya udah beli tanah mas.” di gang sebelah. Alhamdulillah aku kok seneng deh dengernya. Setelah ini tahapan dia adalah nabung buat beli bahan-bahan bangunan).
- Menabung material bangunan di tetangga yang sedang membangun. Kirim kepada mereka mis.10 sak semen. Sesuai perjanjian kelak akan dikembalikan pula dalam bentuk 10 sak semen. Bisa pasir, bisa batu bata, terserah aja.
- Cari pinjaman kepada kerabat, tetangga, sodara, orang baik, yang tanpa dibebani bunga. Mereka akan meminjamkan tanpa pamrih, lillahi ta’ala. (emang ada orang gitu?Ya adaaaa. Insyaa Allah kalo kita baik, bisa dipercaya, maka orang juga akan baik kepada kita).
- Seorang akhwat di Forum Shalahuddin cerita; “Alhamdulillah saya melaksanakan yang point tiga omsqu,kami mendirikan rumah di kota yang harga rumah selangit. Alhamdulillah…“
- Ngga usah menggebu-gebu kemrungsung rumah langsung bagus. Dibenahi sedikit-sedikit aja. (ada tetangga yang tembok rumahnya masih batu bata belum disemenin. Saat ditawarin apa mau pinjam uang, dijawab “Ngga usah, Mi, mau nabung aja pelan-pelan“). Tapi mungkin sebagian temen akan bilang bahwa nasehatku cocok kalo pengen punya rumah di desa. Jangan pesimis dulu. Cerita di atas memang cerita dari desa, tapi kalo ngga bisa diterapkan semua mungkin bisa diterapkan sebagian kalo di kota.
Btw, apakah om ngga pernah kredit bank?
Pernah, dan menyesal. Tercekik dan takut riba. Mungkin saat itu karena keterbatasan ilmuku atau pura-pura ga tau, aku terikat hutang bank dan konsumtif pula. Lalu aku berniat sesegera mungkin melunasi (via nabung emas), eh trnyata harga emas pas turun! Kalo emas-emasku kujual ya belum bisa nutup pokok hutangku.
Sediiih.
Berdoa.
Eh tiba-tiba ada rejeki nomplok!!
Alhamdulillah.
Ngga terduga-duga.
Jadi duluuu kami sekeluarga pernah patungan beli rumah punya sodara yang lagi BU. Setelah bertahun-tahun eh rumah itu dijual. Tau-tau aku dapet bagian dari uangku dulu! Alhamdulillah pertolongan Allah datang. Kreditan bank lunas!
Aku mikirnya gini Gan, kalo kita bertaubat, niat beneerrr pengen segera melunasi, lalu memperjuangkannya (bukan cuma angan-angan) Insyaa Allah akan dikasih jalan.
Dan sekarang aku ngga mau hutang-hutang bank lagi, insyaa Allah. Gigit geraham kuat-kuat.
Ini mirip-mirip sama kaya orang yang berhasil bebas rokok lalu bercerita kemana-mana soal tipsnya berhenti merokok. Atau ini mirip sama Slank yang dulunya junker narkoba eh lalu sembuh. Mereka lalu bagi-bagi tips dan motivasi supaya ayo ayo jangan terlibat narkoba.
Get the point ya?
Berikut ini akan aku bagikan tips dari temen-temenku ya di Forum Masjid Shalahuddin.
Dari Mas Pria,
- Naikkan penghasilan perketat pengeluaran (klise banget yah)
- Ngutang ke selain bank yang gak pake bunga (sodara, temen, ortu, mertua, dsb)
- Cari kontraktor yang mau dibayar nyicil
- Berdoa dimampukan renovasi rumah
- Keinginannya ditahan dulu sampe punya duit
Denger dari Ustadz Dr. Arifin Badri di rekaman ceramah, “Lebih baik puasa 10 tahun sambil menabung baru setelah itu punya rumah daripada istighfar 10 tahun punya rumah sekarang tapi kena riba”Itu nasehat beliau untuk menjauhi dosa riba.
Dari Mas D-No,
Kalau beli tanah, saran saya cari yang diperkirakan aksesnya lumayan bagus, dan bisa ditanami jati atau sengon. Kenapa?? Kalau niatnya masih membangun 10 tahun lagi, jati sangat bagus untuk diniatkan. karena pada saat anda hendak membangun, anda tidak perlu membeli jati untuk pondasi, pancang, dll.
Kalau jarak rendah bisa menanam sengon, dll.
Kalau materialnya yang bisa awet silahkan beli besi, bata, genteng. kalau semen, moga-moga aja nanti ada yang mau minjem. Kalau nggak, takutnya keburu mengeras.
Kalau beli tanah harus produktif. semisal sawah atau kebun.
Kalau mau bagus lagi, cari teman dinas tataruang kota. Mereka tau arah pembangunan kemana.
Saya tahun 2008 beli tanah harga permeter 18rb, tahun 2012 akhir saya jual laku 50ribu. belum termasuk keuntungan tahunan karena ada hasil panen seperti mangga, nanas, dll.
Ini ada cara lain dengan mencicil sedikit-sedikit.
Pertama beli tanah dulu, sesuaikan dengan kondisi keuangan,
Itu sebab islam mengajarkan melihat ke bawah (kalo lihat di atas yg dilirik komplek-komplek elit ya susah).
Sambil nabung, bisa tuh tanahnya dijual saat harga nya bagus, trs buat beli tanah di tempat lain lagi yg lebih strategis, misalnya.
Kalo udah yakin mau bangun di situ, beli-beli deh pasir, semen, batu bata, bikin pondasi rumah. trs nabung lagi, bertahap aja dinaikin jd tembok dan atap.
Cerita kaya gini dilakukan oleh banyaaaakk orang yang kukenal, termasuk ibuku, termasuk mbak ku, termasuk OB di kantorku, termasuk juga aku.
Moga-moga bermanfaat ya Gan.
Buat yang terlanjur berhutang KPR, tetap semangaaaaaattt, jangan terpuruk!! Kondisi masing-masing keluarga memang beda-beda. Ada yang dimudahkan di hal itu, disulitkan di hal yang lain. Sabar ya. Kalo udah terlanjur ya udah diselesaikan. Semoga disegerakan lunas, berusaha keras dan janji ngga akan hutang-hutang bank lagi.
Barakallahu fiikum.